Di dalam blog ini tersedia pengumuman dan informasi terbaru.
Datum: Sonntag, der 21. September 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausGenesis 28, 10-19a
Aber Jakob zog aus von Beerscheba und machte sich auf den Weg nach Haran 11 und kam an eine Stätte, da blieb er über Nacht, denn die Sonne war untergegangen. Und er nahm einen Stein von der Stätte und legte ihn zu seinen Häupten und legte sich an der Stätte schlafen. 12 Und ihm träumte, und siehe, eine Leiter stand auf Erden, die rührte mit der Spitze an den Himmel, und siehe, die Engel Gottes stiegen daran auf und nieder. 13 Und der Herr stand oben darauf und sprach: Ich bin der Herr, der Gott deines Vaters Abraham, und Isaaks Gott; das Land, darauf du liegst, will ich dir und deinen Nachkommen geben. 14 Und dein Geschlecht soll werden wie der Staub auf Erden, und du sollst ausgebreitet werden gegen Westen und Osten, Norden und Süden, und durch dich und deine Nachkommen sollen alle Geschlechter auf Erden gesegnet werden. 15 Und siehe, ich bin mit dir und will dich behüten, wo du hinziehst, und will dich wieder herbringen in dies Land. Denn ich will dich nicht verlassen, bis ich alles tue, was ich dir zugesagt habe. 16 Als nun Jakob von seinem Schlaf aufwachte, sprach er: Fürwahr, der Herr ist an dieser Stätte, und ich wusste es nicht! 17 Und er fürchtete sich und sprach: Wie heilig ist diese Stätte! Hier ist nichts anderes als Gottes Haus, und hier ist die Pforte des Himmels. 18 Und Jakob stand früh am Morgen auf und nahm den Stein, den er zu seinen Häupten gelegt hatte, und richtete ihn auf zu einem Steinmal und goss Öl oben darauf 19 und nannte die Stätte Bethel
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Sonya Mboeik
Ehrenamtlicher Dienst zum 14. So. n. Trinitatis
Liturgie: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut
Kindergottesdienst: Viktor Aritonang & Ribkah Hutagalung
Schriftlesung: Christian Sirait
Medien Technik: Inke Rondonuwu
Abkündigung: Marsha Marcelina
Schlüsseldienst: Jens Balondo
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Puji Syukur
Tanggal: Minggu, 21 September 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariKejadian 28, 10-19a
Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Sonya Mboeik
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu ke14 setelah Trinitatis
Liturgi: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut
Sekolah Minggu: Viktor Aritonang & Ribkah Hutagalung
Pembacaan Alkitab: Christian Sirait
Media Tehnik: Inke Rondonuwu
Berita Jemaat: Marsha Marcelina
Kunci: Jens Balondo
Persiapan pertemuan Jemaat: Kelompok Puji Syukur
Datum: Sonntag, der 14. September 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausMarkus 3, 31-35
Und es kamen seine Mutter und seine Brüder und standen draußen, schickten zu ihm und ließen ihn rufen. 32 Und das Volk saß um ihn. Und sie sprachen zu ihm: Siehe, deine Mutter und deine Brüder und deine Schwestern draußen fragen nach dir. 33 Und er antwortete ihnen und sprach: Wer ist meine Mutter und meine Brüder? 34 Und er sah ringsum auf die, die um ihn im Kreise saßen, und sprach: Siehe, das ist meine Mutter und das sind meine Brüder! 35 Denn wer Gottes Willen tut, der ist mein Bruder und meine Schwester und meine Mutter.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik:
Ehrenamtlicher Dienst zum 13. So. n. Trinitatis
Liturgie: Tinur Siahaan
Schriftlesung: Angelica Mboeik
Abendmahl: Kirchenvorstand
Medien Technik: Dayvan Foenale
Abkündigung: Aditya Dolontelide
Schlüsseldienst: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Sukacita
Folgende Vorbereitungen können Sie für die Teilnahme zum Abendmahl von zu Hause aus treffen.
Vorbereitungen zum Abendmahl:
Glas und Wein:
1. Bereiten Sie Gläschen entsprechend der Anzahl der Abendmahlteilnehmer vor. Wenn keine Gläschen vorhanden sind, können Sie auch normale Trinkwassergläser verwenden.
2. Bereiten Sie den Wein vor. Optional können Sie auch einen Traubensaft oder sonstige Säfte verwenden.
3. Stellen Sie alles auf dem Tisch bereit.
Brot:
1. Das Brot kann Toast oder auch normales Brot sein.
2. Das Brot kann in rechteckige Stückchen geschnitten oder zerbrochen werden.
Abendmahltisch:
Stellen Sie alles, was Sie für das Abendmahl brauchen, auf den Tisch. Wenn vorhanden, können Sie ebenfalls Kerzen und einen Kreuz aufstellen.
Tanggal: Minggu, 14 September 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariMarkus 3, 31-35
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. 32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." 33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" 34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! 35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik:
Pemberitahuan Pelayanan pada hari Minggu ke-13 setelah Trinitatis
Liturgi: Tinur Siahaan
Pembacaan Alkitab: Angelica Mboeik
Perjamuan Kudus: Majelis Jemaat
Media Tehnik: Dayvan Foenale
Berita Jemaat: Aditya Dolontelide
Kunci: Pdt. Junita Rondonuwu-Lasut
Persiapan pertemuan Jemaat: Grup Sukacita
Dibawah ini petunjuk untuk Perjamuan Kudus dirumah pada hari Minggu
Perlengkapan yang disiapkan
Gelas dan Anggur:
1. Siapkan sloki sesuai dengan jumlah peserta perjamuan. Jika tidak ada sloki, pakai gelas weine. Jika tidak ada gelas weine, boleh pakai gelas air minum biasa.
2. Siapkan anggur (Wein). Jika tidak ada Wein boleh gunakan trauben saft. Jika tidak ada traubensaft boleh pakai saft apa saja.
3. Tuangg Weine atau saft kedalam sloki atau gelas secukupnya.
Roti:
1. Roti boleh roti Toast atau roti biasa.
2. Roti boleh dipotong segi empat teratur, atau dicabik (dipecahkan).
Meja Perjamuan:
Taruh peralatan perjamuan Kudus diatas meja. Pasang lilin, khiasan salib (kalau ada).
Acara dimulai di Gereja Protestan Breitscheid-Rabenscheid. Pfarrerin Elke Stein dari tim organisasi membuka hari dengan lagu-lagu bersama dalam bahasa Jerman dan Indonesia. Suasana perjumpaan lintas bahasa dan budaya langsung terasa.
Setelah itu, Roland Lay, Walikota Breitscheid, dan Pröpstin Henriette Crüwell dari Propstei Rheinhessen menyampaikan sambutan. Keduanya menekankan arti jalur misi sebagai tempat pertemuan, ingatan, dan kemitraan yang hidup.
Berikutnya, Dekan (purn.) Martin Fries memberikan pengantar tentang sejarah misi di wilayah Simalungun, Sumatera, serta akar-akar sejarahnya di Westerwald.
Pada tahun 1903, Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) memutuskan mengutus misionaris ke Simalungun. Pada 3 Maret 1903, kelompok pertama berangkat. Di antaranya August Theis, yang hingga kini dikenal luas di GKPS dan diperingati pada Hari Olob sebagai tanda sukacita masuknya Injil ke Simalungun.
Dikenang pula August Mohri serta banyak perempuan dan laki-laki dari Westerwald yang diutus ke Afrika dan Asia. Antara 1840–1930 lebih dari lima puluh orang dari Nassauer Land diutus, dua belas di antaranya berasal dari desa-desa Liebenscheid, Rabenscheid, Villingen, Reitscheid, Haiger, dan Haiger-Allendorf.
Jalur Misi Nord-Nassau yang dibuka pada 2008 menjaga sejarah ini tetap hidup melalui papan informasi dan penanda jalan. Jalur ini juga menegaskan kebersamaan dengan gereja-gereja sedunia, antara lain melalui Vereinte Evangelische Mission (VEM) sebagai ruang saling belajar.
Usai bagian rohani, perjalanan sepanjang kurang lebih enam kilometer dimulai. Hadir perwakilan Panitia Kemitraan Propstei Rheinhessen, dekanat An der Dill dan Westerwald, Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main, serta Zentrum Ökumene EKHN dan EKKW yang mengoordinasi kemitraan Indonesia.
Di beberapa perhentian kami berhenti sejenak. Di antaranya dibacakan cuplikan tulisan August Mohri oleh Pfarrerin Erika Mohri, kerabat jauh August Mohri, serta tulisan August Theis. Kata-kata yang dahulu dibawa dari Westerwald hingga ke Sumatra kembali hidup di jalur-jalur hutan Westerwald.
Perpaduan sejarah, spiritualitas bersama, dan perjumpaan pribadi menjadikan hari itu pengalaman yang hangat dan bermakna. Dari sebuah perjalanan kaki lahir percakapan tentang masa lalu dan masa depan, tentang rumah dan kejauhan, tentang misi dan kemitraan.
Setibanya di Gereja Kebangkitan (Auferstehungskirche), kami disambut dengan hangat: Pfarrerin kami membawa bakso khas Indonesia, disajikan bersama kue dan minuman. Tanda kasih sederhana yang menguatkan tubuh dan jiwa.
Datum: Sonntag, der 07. September 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausApostelgeschichte 3, 1-10
Petrus aber und Johannes gingen hinauf in den Tempel um die neunte Stunde, zur Gebetszeit. 2 Und es wurde ein Mann herbeigetragen, der war gelähmt von Mutterleibe an; den setzte man täglich vor das Tor des Tempels, das da heißt das Schöne, damit er um Almosen bettelte bei denen, die in den Tempel gingen. 3 Als er nun Petrus und Johannes sah, wie sie in den Tempel hineingehen wollten, bat er um ein Almosen. 4 Petrus aber blickte ihn an mit Johannes und sprach: Sieh uns an! 5 Und er sah sie an und wartete darauf, dass er etwas von ihnen empfinge. 6 Petrus aber sprach: Silber und Gold habe ich nicht; was ich aber habe, das gebe ich dir: Im Namen Jesu Christi von Nazareth steh auf und geh umher! 7 Und er ergriff ihn bei der rechten Hand und richtete ihn auf. Sogleich wurden seine Füße und Knöchel fest, 8 er sprang auf, konnte stehen und gehen und ging mit ihnen in den Tempel, lief und sprang umher und lobte Gott. 9 Und es sah ihn alles Volk umhergehen und Gott loben. 10 Sie erkannten ihn auch, dass er es war, der vor dem Schönen Tor des Tempels gesessen und um Almosen gebettelt hatte; und Verwunderung und Entsetzen erfüllte sie über das, was ihm widerfahren war.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum 12. So. n. Trinitatis
Liturgie: Viktor Aritonang
Schriftlesung: Ribkah Hutagalung
Medien Technik: Inke Rondonuwu
Abkündigung: Jens Balondo
Schlüsseldienst: Marsha Marcelina
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Anugerah
Tanggal: Minggu, 07 September 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariKisah Para Rasul 3, 1-10
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. 9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.."
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu ke-12 setelah Trinitatis
Liturgi: Viktor Aritonang
Pembacaan Alkitab: Ribkah Hutagalung
Media Tehnik: Inke Rondonuwu
Berita Jemaat: Jens Balondo
Kunci: Marsha Marcelina
Persiapan pertemuan Jemaat: Kelompok Anugerah
Di Römerberg, jantung kehidupan masyarakat kota Frankfurt, baru-baru ini berlangsung Rapat Anggota Dewan Agama-agama Frankfurt am Main. Tuan rumah pertemuan tersebut adalah Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI Rhein-Main), sebuah jemaat dari Gereja Protestan Hessen dan Nassau (EKHN) serta bagian dari Dekanat Kota Frankfurt dan Offenbach.
Bagi jemaat kami, ini merupakan kehormatan sekaligus sukacita untuk membuka pintu Akademi Protestan di Römerberg dan menyambut para perwakilan dari berbagai agama di Frankfurt. Lokasi ini—tepat di pusat kota tua dan hanya beberapa langkah dari Balai Kota Römer—menjadi simbol keterhubungan erat antara gereja, masyarakat kota, dan dialog antaragama.
JKI Rhein-Main telah lama menjadi rumah rohani bagi orang-orang Kristen Indonesia dan keluarga mereka di Frankfurt dan sekitarnya. Pada saat yang sama, kami terbuka bagi siapa pun yang ingin menemukan rumah di tengah keragaman liturgi dan budaya kami.
Kami memahami diri sebagai bagian dari gereja Protestan di Jerman—terhubung dengan struktur EKHN dan dekanat kota—sekaligus sebagai jemaat internasional yang melalui sejarah, bahasa, dan spiritualitasnya membangun jembatan antara Indonesia dan Jerman. Akar lokal dan global inilah yang membentuk identitas dan pelayanan kami.
Jemaat kami adalah anggota Konven Internasional Jemaat-jemaat Kristen Rhein-Main, sebuah wadah yang menghimpun lebih dari 30 gereja internasional di wilayah ini. Konven ini bukan hanya jejaring pertukaran dan dukungan timbal balik, melainkan juga tanda nyata ekumene yang hidup.
Selain jemaat Protestan dan Katolik, di dalamnya juga banyak gereja Ortodoks dari kawasan Rhein-Main. Bersama-sama kami membentuk mosaik tradisi, bahasa, dan bentuk ibadah yang beragam. Dalam semua keragaman itu, iman Kristen yang sama tetap menjadi dasar. Melalui ekumene yang nyata ini terlihat jelas: perbedaan tidak memisahkan, melainkan memperkaya dan saling menguatkan.
Salah satu agenda utama rapat adalah pemilihan pengurus baru. Secara aklamasi dengan hanya satu suara abstain, Nura Froemel dari komunitas Bahá’í kembali terpilih sebagai ketua. Secara keseluruhan, tujuh orang kini duduk dalam kepengurusan.
Kami bersyukur dan bangga bahwa ketua jemaat kami, Jens Balondo—dalam kapasitasnya sebagai ketua Konven Internasional—juga terpilih menjadi anggota pengurus Dewan Agama-agama. Selain itu, ia dipercaya menjabat sebagai bendahara dan akan membawa keahliannya dalam bidang digitalisasi untuk memperkuat kerja Dewan, baik dalam pengelolaan maupun dalam memperluas visibilitasnya di masyarakat Frankfurt.
Sebagai Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main, kami mengucapkan terima kasih kepada semua perwakilan komunitas agama atas kerja sama yang baik dan kepercayaan yang diberikan.
Rapat anggota ini menunjukkan bahwa Frankfurt hidup dalam keragaman—secara budaya, religius, dan kemanusiaan. Jemaat kami adalah bagian dari keragaman itu dan ingin terus menjadi pembangun jembatan dalam dialog antaragama.
Dengan lokasi kami di Römerberg, tepat di pusat kota, kami hadir di tengah kehidupan masyarakat Frankfurt. Kami ingin terus membuka ruang-ruang perjumpaan, di mana rasa hormat, dialog, dan kebersamaan dapat dialami. Kami yakin agama-agama dapat menjadi sumber perdamaian, memberi harapan, dan memperkaya masyarakat kota. Untuk itu, kami akan terus berkontribusi—bersama mitra kami di Konven Internasional, di dekanat kota, di EKHN, dan di Dewan Agama-agama.