In unserem Blog findet ihr alle wichtigen Ankündigungen und Informationen.
Datum: Sonntag, der 24. März 2019
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausJeremia 20, 7 – 11a
HERR, du hast mich überredet und ich habe mich überreden lassen. Du bist mir zu stark gewesen und hast gewonnen; aber ich bin darüber zum Spott geworden täglich, und jedermann verlacht mich. 8 Denn sooft ich rede, muss ich schreien; »Frevel und Gewalt!« muss ich rufen. Denn des HERRN Wort ist mir zu Hohn und Spott geworden täglich. 9 Da dachte ich: Ich will seiner nicht mehr gedenken und nicht mehr in seinem Namen predigen. Aber es ward in meinem Herzen wie ein brennendes Feuer, verschlossen in meinen Gebeinen. Ich mühte mich, es zu ertragen, aber konnte es nicht.
(Lutherbibel 2017)
10 Denn ich höre, wie viele heimlich reden: »Schrecken ist um und um!« »Verklagt ihn!« »Wir wollen ihn verklagen!« Alle meine Freunde und Gesellen lauern, ob ich nicht falle: »Vielleicht lässt er sich überlisten, dass wir ihm beikommen können und uns an ihm rächen.« 11 Aber der HERR ist bei mir wie ein starker Held, darum werden meine Verfolger fallen und nicht gewinnen. Sie müssen ganz zuschanden werden, weil es ihnen nicht gelingt. Ewig wird ihre Schande sein und nie vergessen werden.
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesiche Kristusgemeinde Rhein-Main)
Ehrenamtlicher Dienst zum 2. Sonntag der Passionszeit, Okuli
Liturgie: Herr Viktor Aritonang
Musik: Frau Paula Sabrina
Bibellesung: Frau Tyagita Hidayat
Kindergottesdienst: Frau Dwi Hariwati
Abkündigung: Frau Roselien Rehfeldt
Verpflegung: Sukacita
Schlüsseldienst: Frau Roselien Rehfeldt
Unser Gemeindetreff nach unserem Sonntagsgottesdienst findet in Saalgasse 15 (EVA) statt.
----------------
Tanggal: Minngu, 24 Maret 2019
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariYeremia 20, 7-11a
Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. 8. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. 9. Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
10. Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!" 11. Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Pemberitahuan Pelayanan Hari minggu Okuli
Liturgi: Sdr Viktor Aritonang
Musik: Ibu Paula Sabrina
Pembacaan Alkitab: Sdri Tyagita Hidayat
Sekolah Minggu: Ibu Dwi Hariwati
Berita Jemaat: Ibu Roselien Rehfeldt
Konsumsi: Sukacita
Kunci: Ibu Roselien Rehfeldt
Pertemuan jemaat setelah Ibadah Minggu depan akan diadakan di Gedung EVA (Saalgasse 15).
Datum: Sonntag, der 17. März 2019
Uhrzeit: 14 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausJohannes 3, 14-21
Und wie Mose in der Wüste die Schlange erhöht hat, so muss der Menschensohn erhöht werden, 15 auf dass alle, die an ihn glauben, das ewige Leben haben. 16 Denn also hat Gott die Welt geliebt, dass er seinen eingeborenen Sohn gab, auf dass alle, die an ihn glauben, nicht verloren werden, sondern das ewige Leben haben. 17 Denn Gott hat seinen Sohn nicht in die Welt gesandt, dass er die Welt richte, sondern dass die Welt durch ihn gerettet werde.
(Lutherbibel 2017)
18 Wer an ihn glaubt, der wird nicht gerichtet; wer aber nicht glaubt, der ist schon gerichtet, denn er hat nicht geglaubt an den Namen des eingeborenen Sohnes Gottes. 19 Das ist aber das Gericht, dass das Licht in die Welt gekommen ist, und die Menschen liebten die Finsternis mehr als das Licht, denn ihre Werke waren böse. 20 Wer Böses tut, der hasst das Licht und kommt nicht zu dem Licht, damit seine Werke nicht aufgedeckt werden. 21 Wer aber die Wahrheit tut, der kommt zu dem Licht, damit offenbar wird, dass seine Werke in Gott getan sind.
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesiche Kristusgemeinde Rhein-Main)
Ehrenamtlicher Dienst zum 1. Sonntag der Passionszeit - Reminiszere
Liturgie: Herr Frank Madrikan
Musik: Herr Leandro Christian
Bibellesung: Frau Esther Rotte Barche
Kindergottesdienst: Frau Inke Rondonuwu und Herr Viktor Aritonang
Abkündigung: Herr Jens Balondo
Verpflegung: Alle Regionen
Schlüsseldienst: Herr Frank Madrikan
Im Anschluss findet für unsere Gemeindemitglieder ab 16 Uhr bis ca. 18 Uhr unsere Gemeindeversammlung in Saalgasse 15 (Saal EVA) statt.
----------------
Tanggal: Minngu, 17 Maret 2019
Waktu: Pukul 14:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariYohanes 3, 14-21
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; 21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Pemberitahuan Pelayanan Hari minggu Reminiszere
Liturgi: Bpk Frank Madrikan
Musik: Sdr Leandro Christian
Pembacaan Alkitab: Ibu Esther Rotte Barche
Sekolah Minggu: Sdri Inke Rondonuwu dan Sdr Viktor Aritonang
Berita Jemaat: Bpk Jens Balondo
Konsumsi: Bersama
Kunci: Bpk Frank Madrikan
Rapat jemaat (untuk anggota jemaat) setelah Ibadah Minggu depan akan diadakan di Gedung EVA (Saalgasse 15) dari pukul 16:00 - 18:00.
Datum: Sonntag, der 10. März 2019
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext aus Hebräer 4, 14-16Christus der große Hohepriester
Weil wir denn einen großen Hohenpriester haben, Jesus, den Sohn Gottes, der die Himmel durchschritten hat, so lasst uns festhalten an dem Bekenntnis. 15 Denn wir haben nicht einen Hohenpriester, der nicht könnte mit leiden mit unserer Schwachheit, sondern der versucht worden ist in allem wie wir, doch ohne Sünde. 16 Darum lasst uns freimütig hinzutreten zu dem Thron der Gnade, auf dass wir Barmherzigkeit empfangen und Gnade finden und so Hilfe erfahren zur rechten Zeit.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesiche Kristusgemeinde Rhein-Main)
Ehrenamtlicher Dienst zum Sonntag nach Invocavit
Liturgie: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut
Musik: Frau Westy Bialke
Bibellesung: Frau Meliani Bangun
Kindergottesdienst: Frau Dwi Hariwati und Herr Viktor Aritonang
Abkündigung: Herr Frank Madrikan
Verpflegung: Puji Syukur
Schlüsseldienst: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut
Unser Gemeindetreff nach unserem Sonntagsgottesdienst findet in Saalgasse 15 (EVA) statt.
----------------
Tanggal: Minngu, 10 Maret 2019
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dari Ibrani 4, 14-16Yesus sebagai Imam Besar
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Pemberitahuan Pelayanan Hari minggu Invocavit
Liturgi: Pdt. Junita Rondonuwu-Lasut
Musik: Ibu Westy Bialke
Pembacaan Alkitab: Ibu Meliani Bangun
Sekolah Minggu: Sdri Dwi Hariwati dan Sdr Viktor Aritonang
Berita Jemaat: Bpk Frank Madrikan
Konsumsi: Puji Syukur
Kunci: Pdt. Junita Rondonuwu-Lasut
Pertemuan jemaat setelah Ibadah Minggu depan akan diadakan di Gedung EVA (Saalgasse 15).
Die Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main (nachfolgend als EIKG abgekürzt) besteht seit 2005 als Mitgliedsgemeinde der EKHN und hat die Hauptaufgabe als Gemeinde Jesu Christi das Evangelium zu bezeugen und zu verkündigen. Ebenso hat die Gemeinde auch das Ziel nach § 1, Absatz 4 der Ordnung der EIKG „indonesische Kulturen, Traditionen und Identitäten – vor allem auch die indonesische Sprache – zu pflegen und zu bewahren.“
Die Tanzgruppe Pesona Indonesia & Friends wurde 2004 in Frankfurt am Main gegründet. Die Gründungsmitglieder waren/sind in Deutschland geborene indonesisch stämmige Schülerinnen und Studentinnen sowie ausgewanderte indonesische Studentinnen, die im Raum Frankfurt am Main wohnten. Der Gruppe gehören Indonesier und IndonesierInnen verschiedener Ethnien an mit unterschiedlichen Religionszugehörigkeiten, darunter sowohl Mitglieder der Ev. Indonesischen Kristusgemeinde Rhein-Main, wie auch muslimische IndonesierInnen.
Ziel der Gruppe „Pesona Indonesia & Friends“ ist es mit der Aufführung von traditionellen Tänzen die vielfältige Kultur Indonesiens zu bewahren und die Kulturen und Traditionen der unterschiedlichen Ethnien Indonesiens in Deutschland vorzustellen.
Schon im November 2018 begannen die Proben zu dieser theatralische Tanzdarbietung (in Indonesisch: „Sendratari“), welche am 28. April 2019 stattfinden wird.
Als Nebenprogramm zum „Sendratari“ sind u. a. ein Essens Basar, eine Fotoausstellung und der Verkauf von traditionellen Handwerken geplant. Die Darbietung wird von mehr als 40 Tänzerinnen und Tänzer unterstützt und besteht aus zwei Teilen zu je ca. 50 Minuten. Dazwischen wird es eine Pause von 20 Minuten geben.
Die Geschichte wird durch Tänze erzählt und das Publikum kann die Bedeutung auf Deutsch auf der Leinwand verfolgen. Die Vorführung wird sowohl von traditioneller indonesischer Musik, als auch von modernen indonesischen Poplieder als Musikhintergrund begleitet.
„Candra Kirana“ ist keine übliche Prinzessinnengeschichte. Sie ist auch keine typische tragische Liebesgeschichte, wie Romeo und Julia. Die Erzählung von Galuh Candra Kirana und Ihrer Liebe Inu Kertapati klingt anfänglich vielleicht wie eine Disney Story und hat alle Elemente eines Märchens. Aber ihre Geschichte wird die Erwartungen an eine Disney Prinzessin übertreffen, während Candra Kirana ihr Abenteuer aufnimmt, um sich selbst zu finden. Indem die Tanzgruppe diesen bestimmten Charakter ausgewählt hat, möchten Sie einen klassischen Charakter aus der javanischen Kultur in einer modernen Art und Weise vorstellen und die Vorurteile über eine (javanische) Prinzessin überwinden. Die starke Persönlichkeit der Hauptfigur als eine Frau soll alle Zuschauer zum Nachdenken bringen, wie die Genderrolle nach Jahrzehnten in unserer modernen Welt immer noch unverständlicher Weise als Problem hervorgehoben wird.
Der Vorverkauf der Eintrittskarten hat begonnen: Zum Vorverkauf
Interntionales Theater Frankfurt
Hanauer Landstraße 5-7 (Zoo-Passage)
60314 Frankfurt am Main
1. Vorstellung: Zur Buchung
13:00 Uhr - Einlass (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
14:00 Uhr - Beginn Sendratari Teil 1
Pause 20 Minuten (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
15:00 Uhr - Sendratari Teil 2
16:00 Uhr Ende Show I (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
2. Vorstellung: Zur Buchung
17:00 Uhr - Einlass (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
18:00 Uhr - Beginn Sendratari Teil 1
Pause 20 Minuten (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
19:00 Uhr - Sendratari Teil 2
20:00 Uhr - Ende (Essens Basar / Fotoausstellung / Verkauf)
Unsere Projektgruppe hatte am 17.11.2018 zur Benefizveranstaltung "Gemeinsam Solidarisch" zugunsten der Betroffenen der Naturkatastrophe in Palu / Donggala eingeladen und für den Wiederaufbau des gemeinsamen Bildungszentrums Spendengelder gesammelt.
Junge Studenten und Erwachsene planten und veranstalteten im interreligiösen Dialog mit ihren Freunden und Partnern. In Zusammenarbeit mit der Indonesischen Muslimischen Gemeinde, der Indonesischen Katholischen Gemeinde, der Indonesischen Studentenvereinigung sowie der Indonesischen Hindugemeinschaft gab es einen Batik-Flohmarkt, Kulinarisches und einen Angklung-Workshop, in dem man das traditionelle Bambus-Instrument spielen lernte.
Mitte Februar schrieb der Kirchepräsident der Donggala Kirche:
"Wir (die Kirchenleitung der GPID) beraten uns bereits intensiv mit der Umsiedlung des Bildungszentrums mit der lokalen Regierung.
Bis jetzt konnte die Regierung aber noch keine Garantie über einen neuen Standort liefern. Darum haben wir im Oberkirchenrat beschlossen, aus eigener Kraft ein Grundstück für das Bildungszentrum zu erwerben.
In der dritten Woche dieses Monats haben wir bereits ein Grundstück ausfindig gemacht und befinden uns in der Vervollständigung der Grundstücksdokumente. Die Auszahlung des Grundstücks erfolgt in vier Phasen.Das Grundstück umfasst 3 Hektar und beträgt einen Preis von 1,5 Milliarden Rupiah (93 Tausend Euro). Wir beziehen Finanzen aus der Synode, und haben bereits um eine Unterstützung der PGI und EMS erbeten.
Wir sind noch nicht im Besitz eines Bauplans, da das Grundstück noch nicht unser Eigentum ist. Für den kompletten Aufbau schätzen wir eine Ausgabe von rund 5 Milliarden Rupiah (310 Tausend Euro).
Es sind Räumlichkeiten für Nähkunst, Landwirtschaft, Tierzucht, Fischerei, Handwerk geplant. Ebenso ein Auditorium, Küche und Kantine, ein Bürogebäude für die Leitung und Mitarbeiter und einzelne Wohneinheiten."Palu 20. Februar 2019
Pfarrer Dr. Alexander Rondonuwu
Wir grüßen die Gemeinden und senden ihnen Gottes Segen und wünschen weiterhin eine erfolgreiche interreligiöse Zusammenarbeit. Wir hoffen, dass wir mit unseren Spenden ein wenig zum Start für das Vorhaben unterstützen konnten.
Dankesbrief vom Oberkirchenrat der GPID:
An den Vorstand der Evangelischen Indonesischen Kristusgemeinde Rhein-Main und allen Helfern / Spendern,
hiermit möchten wir informieren, dass das Geld in Höhe von Rp. 224.120.343,52 am 14. Februar 2019 auf unserem Konto der Bank Mandiri angekommen ist.
Im Namen der Vorstandssynode GPID und der Gemeinde GPID möchten wir uns recht herzlich für die gesammelte Spende bedanken. Uns wurde damit sehr geholfen.
Möge der Herr die Gemeinde und den Kirchenvorstand in ihrem Dienst segnen.Herzliche Segenswünsche,
Oberkirchenrat der GPID
Pfarrer Gusti Bagus Andronikus
Wie wir gelesen haben, benötigt das Projekt noch weiterhin Unterstützung. Weitere Spenden können unter folgende Überweisungsdaten einreicht werden.
Wir werden an dieser Stelle in regelmäßigen Abständen neue Bilder zum aktuellen Status einstellen.
Die Kollekten und Spenden fließen in die interne Projektnummer "RT 1623 - SP.02/2018".
Für Überweisungen:
Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main
Evangelische Kreditgenossenschaft eG
IBAN: DE91 5206 0410 0004 0001 02
BIC: GENODEF1EK1
Bitte folgenden Rechtsträger als Verwendungszweck angeben: RT 1623 - HHST 51.5900.03
Um Ihnen eine Spendenquittung ausstellen zu können, bitte unbedingt bei der Überweisung ebenfalls den Spendenzweck „Humanitäre Hilfe Indonesien“ sowie Ihre Anschrift angeben.